PERAN
KEPEMIMPINAN SEKOLAH DALAM PENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN
Oleh :
Linda
Kurnia Pratiwi
Universitas
Negeri Malang
Abstrack : The goal of
this article is to inform the reader about the leadership role of principals in
improving the quality of education (1) reviewing the role of school leadership,
and (2) improving the quality of education. The method in this study used is
literature review, by analyzing a number of references to library materials,
journal or previous research data. The result of this study are the success of
the school’s leadership role in improving the quality of education.
Keywords:
leadership
role, education quality
Abstrak: Tujuan artikel ini untuk memahami dan
memberitahu kepada pembaca mengenai peran kepemimpinan kepala sekolah dalam
peningkatan mutu pendidikan (1) mengulas mengenai peran kepemimpinan sekolah,
dan (2) meningkatkan kualitas pendidikan. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu Literatur Review, dengan menganalisis sejumlah rujukan
bahan pustaka, jurnal atau data penelitian terdahulu. Hasil dari penelitian ini
yaitu keberhasilan peran kepemimpinan sekolah dalam peningkatan mutu
pendidikan.
Kata Kunci: Peran Kepemimpinan,
Mutu pendidikan
PENDAHULUAN
Persoalan yang berkaitan dengan mutu
pendidikan memang tidak ada habisnya untuk dibicarakan, sebab permasalahan yang
berkaitan mutu pendidikan harus sejalan dengan perkembangan zaman. Suatu
perubahan yang terjadi pasti menuntut
para pemimpin perubahan atau seorang pemimpin suatu instansi dalam lembaga
pendidikan untuk bisa mewujudkan perubahan kualitas pendidikan yang lebih baik
sesuai dengan standar mutu pendidikan yang ada.
Menurut Husaini Usman (dalam Herawan E, : 2012)
mengemukakan bahwa kepemimpinan mutu adalah suatu kepemimpinan yang selalu
menginginkan hal yang sempurna atau terbaik untuk ornganisasinya. Kepemimpinan
adalah faktor dalam penentuan ketercapaian standar kualitas yang ada dalam lembaga
pendidikan. Seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan untuk memanajerial
sehingga dapat mencapai kearah atau tujuan yang sudah direncanakan sejak awal
guna untuk meningkatkan mutu yang ada di dalam lembaga pendidikan. Pemimpin
yang ada dalam suatu instansi pendidikan diharuskan bisa mewujudkan rencana dan
tujuan awal yang sudah disepakati dan tentunya harus berpedoman pada standar
yang sudah ditetapkan. Permasalahan mengenai kualitas yang ada dalam dunia
pendidikan yang ada sebenarnya tidak bisa dianalisis secara keseluruhan, sebab
bersifat sistematik dimana untuk penyelesaiannya sendiri ini harus dilakukan
secara tepat. Akan tetapi sebenarnya pendidikan memiliki tugas yang sangat
penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan yang ada dalam suatu lembaga
pendidikan. Tidak hanya meningkatkan
mutu pendidikan saja tetapi juga dalam hal upaya menciptakan sumber daya
manusia yang berkualitas agar nantinya bisa bersaing secara global, terlebih
lagi persaingan pasar bebas yang semakin kompetitif.
Menurut Sallies (2005: 1) kualitas adalah semua yang
hal-hal penting atau aturan yang berkaitan dengan peningkatan kualitas yang
dihadapi oleh semua institusi. Tetapi masih banyak pendapat yang berbeda
mengenai konsep dan kualitas dari suatu pendidikan. Cara yang dilakukan untuk
meningkatkan kualitas pendidikan merupakan suatu permasalahan yang terus
berkelanjutan dan hal ini yang akan dijadikan topik pembicaraan pada saat mengelola
dan memanajemen suatu lembaga pendidikan. Karena usaha dalam meningkatkan
kualitas pendidikan adalah suatu usaha yang memang harus terus dilakukan secara
berkelanjutan agar keinginan dan tujuan dalam mendapatkan pembelajaran dalam
suatu pendidikan yang diinginkan dapat tercapai.
METODE
Jenis penelitian ini pada dasarnya
menggunakan pendekatan kualitatif, dengan menggunakan metode Literatur Review.
Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif dari orang-orang dan perilaku yang diamati.,. Literatur Review
adalah uraian temtang teori atau temuan bahan penelitian serta menganalisis
penelitian yang terdahulu yang dijadikan
sebagai acuan untuk menyusun permasalahan yang akan diteliti. Dimana untuk
merujuk atau mengambil data yang akan diangkat oleh penulis berasal dari teori
benchmarking atau jurnal yang berkaitan dengan permasalahan yang akan
diangkat..
HASIL
Berdasarkan hasil review dari literatur-literatur
yang bersangkutan dengan permasalahan yang diangkat oleh penulis, diketahui
bahwa peran seorang pemimpin dalam peningkatan mutu pendidikan memang sangat
penting. Karena seorang pimpinan sudah dilatih untuk bisa mengelola dan
memanajemen suatu lembaga pendidikan untuk memunculkan ide-ide baru untuk dapat
mengelola suatu perubahan yang terjadi khiususnya peningkatan mutu dari
pendidikan agar nantinya bisa menghasilkan SDM yang baik dan berkualitas dan
sesuai tuntutan standar pendidik dan tenaga kependidikan yang sudah ditetapkan
untuk mencapai ke arah visi dan misi yang diharapkan
PEMBAHASAN
Dalam kepemimpinan pendidikan di
suatu organisasi pendidikan kualitas dan mutu menjadi hal yang sangat
berpengaruh, sebab unsur paling utama
yang menjadi penentu pembentukan mutu pendidikan adalah seorang
pemimpin. Secara umum seorang pemimpin berarti membimbing dan mengarahkan.
Membimbing untuk mengarahkan bawahannya untuk mengerjakan pekerjaan mereka
masing-masing untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan sebelumnya. Dan
seorang pemimpin harus bisa memotivasi bawahannya supaya dapat melaksanakan
tugasnya dengan senang hati dan tanpa ada beban. Dalam mengarahkan orang dalam suatu
organisasi yang dipimpin harus memiliki kemampuan seni agar setiap individu
maupun kelompok dapat melakukan tanggung jawabnya masing-masing. Menurut Peter
dan Austin (dalam Widodo : 2011) gaya kepemimpinan dapat membawa pemimpin pada
sebuah gaya MBWA atau management by walking about. Gaya MBWA ini lebih
mementingkan pada kehadiran pemimpin dan
pemahaman kepada karyawan. Pentingnya pemimpin yang berkualitas dalam mencapai
mutu pendidikan yang baik meupakan pertimbangan yang paling penting. Tanpa
adanya kepemimpinan proses peningkatan suatu mutu tidak dapat dilakukan dan
diwujudkan. Seorang pemimpin harus bisa memberikan arahan berkenaan dengan visi
dan inspirasi kepada semua orang dalam institusi tersebut.
Menurut
Rivai dan Mulyadi (dalam ginting dan haryati:2012) kepemimpinan adalah:
1. Kepemimpinan
merupakan suatu kekuatan untuk mempengaruhi orang lain dan juga dapat dugunakan
sebagai alat untuk membujuk seseorang yang ada dalam suatu organisasi untuk
melakukan tugas yang telah diemban.
2. Kepemimpinan
juga bisa disebut dengan suatu cara untuk mengarahkan dan mempengaruhi orang
lain.
Fungsi dari pemimpin sendiri membawa mutu dan
mendukung kerja staf dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan tersebut.
Komitmen untuk mengarahkan kualitas dan mutu pendidikan menuju ke arah masa
depan yang lebih baik menjadi tugas utama bagi seorang pemimpin.
Menurut (Cummings:2010) seorang pemimpin yang baik merupakan
pemimpin yang dapat membangun suatu
kekeluargaan dan bisa memanfaatkan anggota untuk mengerjakan tugasnya
masing-masing. Fungsi utama dari seorang pemimpin yaitu:
1. Mempunyai visi, misi dan tujuan yang baik
untuk institusi yang dipimpinnya.
2. Memiliki
kemauan dalam proses peningkatan mutu pendidikan.
3. Memberikan
informasi mengenai mutu pendidikan yang akan dijalankan.
4. Memprioritaskan
kebutuhan pelanggan menjadi pusat kebijakan suatu institusi.
5. Menciptakan
tim yang efektif
Menurut Ansyar (dalam Hidayati : 2015), ada 3 acuan
yang digunakan untuk menmenentukan kualitas pendidikan, yaitu (1) pendidik dan
tenaga kependidikan, (2) program kurikulum dan (3) seorang pemimpin. Untuk memenuhi
standar nasional pendidikan harus di support oleh tenaga pendidik yang
berkualitas, program kegiatan kurikulum yang berkualitas, dan seorang pemimpin
yang profesional. Aspek yang paling penting dari peran kepemimpinan sekolah
adalah dengan memberdayakan dan memberikan wewenang pada guru untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran yang mereka lakukan. Padahal kenyataannya
faktor yang sering dijumpai oleh pihak yang bersangkutan yakni kebanyakan dari
mereka melaksanakan perubahan dari kurikulum tanpa diimbangi dengan cara
memperbaiki tenaga pendidik. Demikian juga memanajemen dan pengelolaan
pendidikannya, maksudnya dari program atau kurikulumnya berubah tetapi pendidik
serta manajemen dalam tahap pengimplementasian kurikulum tidak berjalan dengan
baik. Dan pada akhirnya suatu kurikulum yang sudah diberlakukan ini tidak bisa
untuk di implementasikan sesuai dengan yang diinginkan, dikarenakan tidak diimbangi
dengan kemampuan sumber daya manusia yang memadai, dan juga belum ditunajang oleh
pengaturan yang baik dan jelas. Selayaknya tidak ada pengawasan yang secara
terus menerus terhadap implementasi program kurikulum yang berkelanjutan. Dengan
demikian terdapat tanda bahwa perubahan yang dilakukan tidak berpedoman pada
pemahaman yang benar tentang perubahan yang terjadi. Dan juga perubahan yang
dilaksanakan tidak berpedoman pada hasil pemikiran dari beberapa orang yang
mempunyai kewenangan untuk membuat keputusan dan memunculkan kebijakan dalam
meningkatkan mutu pendidikan.
sebenarnya
perubahan yang dilakukan harus melibatkan berbagai unsur yang terkait untuk
menerima masukan yang relevan dalam pengambil suatu keputusan agar mudah
dipahami oleh pihak yang terkait sehingga mendapatkan support dan dapat
diterapkan dengan baik.
Menurut Hadis dan Nurhayati (2010:3) mengungkapkan bahwa
terwujudnya suatu pendidikan yang berkualitas tidak dapat dipisahkan dengan
upaya yang di lakukan oleh seorang pemimpin dan lembaga pendidikan.
Kepemimpinan mutu di dalam suatu organisasi tidak dapat terwujud dengan begitu
saja melainkan berasal dari peran seorang pemimpin dan komitmen yang telah
dibuat untuk mewujudkan suatu lembaga pendidikan yang bermutu serta mendapati
dukungan yang baik dari semua staf yang terlibat dalam melaksanakan tugas
dengan baik. Seorang pemimpin yang berkualitas akan berusaha untuk membuat tim
atau staf meningkatkan kinerjanya.
Menurut Sallis
(1993:22-23) konsep mutu pendidikan mengandung 2 macam yakni konsep absolut dan
relative. Konsep absolut mengandung makna kebaikan, keindahan, dan kebenaran.
Bersifat ideal tanpa kompromi dengan standar tertinggi. Sedangkan konsep
relatif memiliki dua aspek yakni menggambarkan secara jelas dan bisa memenuhi
kebutuhan pelanggan dengan baik. Mutu dipercaya sebagai langkah dalam suatu
sistem yang digunakan untuk menilai mutu yang ada di suatu pendidikan, sehingga
mampu memberikan layanan dan hasil yang baik bagi spesifikasi standar tertentu.
Untuk dapat mencapai kualitas pendidikan di harapkan maka diperlukan suatu tim
yang benar-benar kuat dan tidak lain terdiri dari unsur tenaga pendidik dan non
kependidikan.
Menurut Hoy, Jardine and Wood (2005: 11-12) mutu
pendidikan merupakan suatu proses yang digunakan untuk meningkatkan mutu,
mencapai, dan digunakan untuk mengembangkan bakat dan minta yang nantinya
digunakan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Untuk mengukur suatu pendidikan
yang berkualitas tentunya dibutuhkan berbagai indikator. Menurut Sallis (2005:
1-2) indikator yang digunakan meningkatkan mutu yang ada dalam suatu lembaga
pendidikan yakni: (1). Memiliki moral yang baik, (2) karakter yang baik, (3)
mendapatkan nilai ujian yang baik, (4) mendapat dukungan dari semua orang, (5)
sumber daya yang memadai, (6) kepemimpinan yang memiliki tujuan jelas dan
terarah, (7) memiliki kepedulian yang tinggi kepada peserta didik, (8) menggunakan
kurikulum yang sesuai.
KESIMPULAN
Menurut
pendapat saya, peran kepala sekolah memang sangat penting dalam peningkatan
mutu dalam suatu pendidikan. Seperti yang kita ketahui sekolah yang dipimpin
oleh seorang pemimpin yang berdedikasi tinggi dan berkualitas maka akan terus
berkembang pesat kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Sebab dengan adanya
pemimpin yang memiliki kualitas yang baik dan profesional maka secara tidak
langsung akan berpengaruh pada kualitas suatu pendidikan yang telah dipimpin.
Hal ini dapat diwujudkan dengan adanya pemimpin yang berkualitas harus bisa
menghasilkan output-output yang berkualitas pula. Dalam dunia pendidikan
seorang pemimpin yang hebat harus bisa
memotivasi bawahan agar dapat bekerja dengan
baik dan senang hati tanpa ada rasa paksaan dari bawahan. Dengan harapan
agar sekolah bisa mecetak generasi penerus bangsa yang berkualitas.
RUJUKAN
Cummings, G. 2010. Deputy
Assistant Secretary, U.S.Departement of Education. The Leadership Factor:
Implementing Sustainability in Higher Education. (This artcle appears in the
july, 2010 issue of The ACUPCC Implementer), (http://secondnaturebos.wordpress.com/2010/07/06/the-leadership-factorimlementating-sustainbility-in-higher-education/). Diakses pada 23 November 2018
Ginting,R dan Haryati T.
2012. Kepemimpinan dan Konteks Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal ilmiahCIVIS,(Online),2(2),(http://download.portalgaruda.org/article.php?article=127936&val=538). Diakses pada 23 November 2018.
Hadis, A.
dan Nurhayati, B. (2010). Manajemen Mutu
Pendidikan. Bandung: AlfaBeta.
Herawan, E. 2012. Kepemimpinan
Kepala Sekolah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan. Jurnal Ilmu Pendidikan,
(Online), (http://ejournal.upi.edu/index.php/pedagogia/article/download/3329/2311). Diakes pada 23 November 2018
Hidayati.
2015. Kepemimpinan dan Peningkatan Mutu
Pendidikan. Jurnal Tarbiyah, (Online), 22 (1): 49-50, (file:///C:/Users/dell/Downloads/5-15-2-PB.pdf).
Diakses pada 21 November 2018.
Hoy,
C. Jardine, C. B. and Wood, M. (2005). Improving Quality in Education. London
and New York: Falmer Press.
Sallis, E. 2005. Total Quality Management in Education.
London: Kogan Page Limited.
Sallis,
E. 1993. Total Quality Management in
Education. London: Philadelphia.
Widodo,
Suparno. 2011. Manajemen Mutu Pendidikan. Jakarta: Ardadizya Jaya.
(PDF)
Manajemen Peningkatan Mutu Pendidikan. Available from: (https://www.researchgate.net/publication/322098922_Manajemen_Peningkatan_Mutu_Pendidikan).
(Online) Diakses pada November 2018.










