Sabtu, 04 Mei 2019

SARANA DAN PRASARANA YANG KURANG MEMADAI DALAM PENDIDIKAN


SARANA DAN PRASARANA YANG KURANG MEMADAI DALAM PENDIDIKAN


UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia Keilmuan
Yang dibina oleh Ibu Dewi Ariani, S.S., S.Pd., M.Pd.



Oleh:

Ayu Aninya Rasyad                                                   160131600445
Linda Kurnia Pratiwi                                                  160131600450
            Siti Maisaroh                                                               160131600411


Description: Description: Um 5
 













UNIVERSITAS NEGERI  MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN
April 2017


BAB I
PENDAHULUAN

A.                              Latar Belakang

          Di dalam dunia pendidikan, banyak hal yang dapat menunjang proses pembelajaran diantaranya adalah sarana dan prasarana. Apabila sarana dan prasarana tidak tersebar secara merata, maka kemajuan pendidikan juga tidak merata. Seperti yang terjadi saat ini banyak sekolah yang belum bisa mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) khususnya di daerah yang terpencil, karena kurangnya dana untuk menunjang sarana dan prasarana.
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No.24 Tentang Standar Sarana dan Prasarana Pasal 1, Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama atau Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTS), dan Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah (SMA/MA) mencakup kriteria minimum sarana dan kriteria minimum prasarana. Kurangnya berbagai sarana dan prasarana  dalam pendidikan tentu sangat penting untuk dibahas karena saat ini sudah sering kita jumpai beberapa sekolah di suatu daerah yang berada di pelosok tidak mengalami kemajuan bahkan juga tidak berkembang. Pendidikan yang semakin maju ke arah modern menuntut sekolah untuk terus mengikuti perkembangan, tetapi disisi lain kurangnya pendanaan adalah satu-satunya sebab ketertinggalan pada sarana dan prasarana sehingga untuk mengikuti perkembangan adalah suatu hal yang sulit.
Menurut Depdiknas (dalam Barnawi dan Arifin, 2012:47), telah membedakan antara sarana pendidikan dan prasarana pendidikan. Sarana pendidikana adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah. Penekanan dan pengertian tersebut ialah pada sifatnya, sarana bersifat langsung, dan prasarana tidak bersifat langsung dalam menunjang proses pendidikan. Dengan begitu, manajemen sarana dan prasarana pendidikan dapat diartikan sebagai segenap proses pengadaan dan pendayagunaan komponen-komponen yang secara langsung maupun tidak langsung menunjang proses pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien.
Berdasarkan pengalaman dari penulis di atas dalam makalah ini penulis mengangkat judul “Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai Dalam Pendidikan” agar nantinya pemerintah merealisasikan secara merata, sehingga tidak ada lagi sekolah-sekolah di daerah perkotaan maupun pedesaan yang tertinggal dikarenakan kurang tercukupinya sarana prasarana. Begitu pula diharapkan kepada guru dan wali murid untuk ikut andil dalam pengadaan sarana dan prasarana di sekolah dengan cara sekolah tersebut menuntut peserta didik agar lebih kreatif dalam menciptakan kewirausahaan di sekolah, sehingga menghasilkan pemasukan untuk mencukupi sarana dan prasarana.

B.                               Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis menguraikan rumusan masalah sebagai berikut.
1.                                     Mengapa sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia kurang memadai.
2.             Apa akibat sarana dan prasarana tidak tersebar secara merata dan kurang memadai.
3.             Bagaimana solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan saran dan prasarana yang kurang memadai.

C.                              Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis menguraiakn tujuan sebagai berikut.
1.             Menjelaskan penyebab sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia kurang memadai.
2.             Mejelaskan akibat sarana dan prasarana tidak tersebar merata dan kurang memadai.
3.             Menjelaskan solusi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana yang kurang memadai.


BAB II
BAHASAN
Berdasarkan masalah yang telah dirumuskan pada Bab I, pada bagian ini disajikan tentang (1) Penyebab sarana dan prasarana di Indonesia kurang memadai, (2) Akibat apabila sarana dan prasarana pendidikan tidak tersebar merata atau kurang memadai, (3) Solusi untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasaran yang kurang memadai.

1.                  Penyebab Sarana dan Prasarana di Indonesia Kurang Memadai

Permasalahan pemerataan dapat terjadi karena kurang terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, bahkan hingga daerah terpencil sekalipun. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dengan daerah. Selain itu, masalah pemerataan pendidikan juga terjadi karena kurang berdayanya suatu lembaga pendidikan untuk melakukan proses pendidikan. Hal ini bisa terjadi jika kontrol pendidikan yang dilakukan pemerintah pusat dan daerah tidak menjangkau daerah-daerah terpencil. Jadi hal ini akan mengakibatkan mayoritas pendidik Indonesia yang dalam usia sekolah, tidak dapat mengenyam pelaksanaan pendidikan sebagaimana yang diharapkan. Aspek sarana dan prasarana pendidikan berkenaan dengan fasilitas dan kemudahan-kemudahan dalam pendidikan yang tersedia. Sarana dan prasarana pendidikan masih sangat tergantung pengadaannya dari pemerintah pusat, sementara pendistribusiannya belum terjamin merata sampai ketujuannya sehingga kemandirian dan rasa turut bertanggung jawab daerah masih dirasakan kurang maksimal. Permasalahan-permasalahan yang menyangkut fasilitas pendidikan ini, erat kaitannya dengan kondisi tanah, bangunan dan perabot yang menjadi penunjang terlaksananya proses pendidikan.
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh pendidikan yang layak, sehingga penidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia untuk menunjang pembangunan. Masalah pemerataan pendidikan timbul apabila masih banyak warga negara khususnya anak usia sekolah yang tidak dapat ditempuh di dalam sistem pendidikan atau lembaga pendidikan karena minimnya fasilitas yang tersedia. Ada beberapa hal yang menyebabkan masalah pemerataan sarana dan prasarana pendidikan, sebab-sebab tersebut antara lain: keadaan geografis yang heterogen sehingga sangat sulit untuk menjangkau daerah-daerah tertentu.
Sampai saat ini 88,8 persen sekolah di Indonesia mulai SD hingga SMA/SMK, belum melewati mutu standar pelayanan minimal. Pada pendidikan dasar hingga kini layanan pendidikan mulai dari guru, bangunan sekolah, fasilitas perpustakaan dan laboratorium, buku-buku pelajaran dan pengayaan, serta buku referensi masih minim. Pada jenjang Sekolah Dasar (SD) baru 3,29% dari 146.904 yang masuk kategori Sekolah Standar Nasional 51,71% kategori standar minimal dan 44,84% di bawah standar pendidikan, pada jenjang SMP 28,41% dari 34.185, 44,45% berstandar minimal dan 26% tidak memenuhi standar pelayanan minimal. Hal tersebut membuktikan bahwa pendidikan di Indonesia tidak terpenuhi sarana dan prasarananya.
Data Balitbang Depdiknas (2003), menyebutkan untuk satuan SD terdapat 146.052 lembaga menampung 25.918.898 siswa serta memiliki 865.258 ruang kelas. Dari seluruh ruang kelas tersebut sebanyak 364.440 atau 42,12% berkondisi baik, 299.581 atau 34,62% mengalami kerusakan ringan dan sebanyak 201.237 atau 23,26% mengalami kerusakan berat. Kalau kondisi ini diperhitungkan angka kerusakannya lebih tinggi karena kondisi ini lebih buruk dari pada SD pasda umumnya. Keadaan ini juga terjadi di SMP, MTs, SMA, MA, dan SMK meskipun dengan persentase yang tidak sama.
Banyak sekali sekolah dan perguruan tinggi yang gedungnya rusak, kepemilikan dan penggunaan media belajar rendah, buku perpustakaan tidak lengkap, sementara laboratorium tidak standar. Pemakaian Tekonologi Informasi tidak memadai dan sebagainya. permasalahan sarana dan prasarana ini, sering dijumpai pada daerah-daerah yang terpencil atau pedalaman, seperti pedalaman Kalimantan. Biasanya keterbatasan sarana dan prasarana ini mulai dari gedung sekolah yang ruangannya tidak layak dipakai untuk mendapatkan suasana belajar yang nyaman, kondusif dan, hanya terdapat dua atau tiga kelas saja, tidak terdapat ruangan lain seperti perpustakaan, laboratorium, sarana olahraga, sarana belajar seperti buku paket yang update serta fasilitas lainnya dan jumlah guru yang sangat terbatas.
Situasi seperti itu juga terdapat di daerah perkotaan misalnya ada sekolah yang proses belajar dan pembelajarannya dilakukan di bawah jembatan dan lain-lain. Banyak lagi permasalahan sarana dan prasarana sekolah di Indonesia seiring dengan perkembangan teknologi dan zaman. Misalnya, adanya jaringan internet atau wireless di sekolah dan lainnya.

2.        Akibat Apabila Sarana dan Prasarana Pendidikan tidak Tersebar Merata atau Kurang Memadai

Akibat tidak tersedianya fasilitas tersebut para pelajar megalokasikan kelebihan energinya tersebut untuk hal-hal negatif, misalnya tawuran antar pelajar, kelompok-kelompok kriminal yang umumnya meresahkan masyarakat. Setidaknya ada dua dampak dari kurangnya sarana dan prasarana pendidikan yaitu:
a.                                        Rendahnya Mutu Output Pendidikan
            Kurangnya sarana pendidikan ini berdampak pada rendahnya output pendidikan itu sendiri, sebab di era globalisasi ini diperlukan transformasi pendidikan teknologi yang membutuhkan sarana dan prasarana yang sangat kompleks agar dapat bersaing dengan pasar global. Minimnya sarana ini, menyebabkan generasi muda hanya belajar secara teoritis tanpa wujud yang praksis sehingga pelajar hanya belajar dengan angan-angan yang keluar dari realitas yang sesungguhnya. Ironisnya pemerintah kurang mendukung bahkan cenderung membiarkan tercukupinya fasilitas pendidikan, kerusakan laboratorium, dan ketidakadaan fasilitas penunjang pendidikan lainnya menyebabkan gagalnya sosilalisasi pendidikan berbasis teknologi ini. Kerusakan sekolah merupakan masalah klasik yang cenderung dibiarkan berlarut-larut dan celakanya lagi hal ini hanya sekedar menjadi permainan politik di saat pemilu saja.
b.                                       Kenakalan Remaja dan Perilaku yang Menyimpang.
Secara psikologis pelajar adalah masa transisi dari remaja menuju kedewasaan dimana di dalamnya terjadi gejolak-gejolak batin dan luapan ekspresi kreativitas yang sangat tinggi jika laporan-laporan dan pencairan jati diri ini tidak terpenuhi maka mereka akan cenderung mengekspresikannya dalam bentuk kekecewaan. Kekecewaan dalam bentuk negatif. Sarana Pendidikan yang dimaksud disini, bukan hanya laboratorium, perpustakaan, ataupun peralatan edukatif saja. Tetapi, juga sarana-sarana olahraga ataupun kesenian untuk mengekspresikan diri mereka.
Kehidupan remaja saat ini tentulah berbeda dengan generasi sebelumnya, pelajar saat ini membutuhkan ruang gerak dalam pengembangan kematangan emosi, misalnya saja group band, sepak bola, basket, otomotif dan sebagainya. Jika hal ini tidak dipenuhi ataupun dihambat maka akan cenderung membuat perkumpulan-perkumpulan yang cenderung menyalahi norma. Di Indonesia sendiri masih banyak sekolah ataupun kampus yang tidak memiliki sarana penyaluran emosi ini.

3.              Solusi Untuk Mengatasi Permasalahan Sarana dan Prasarana yang Kurang Memadai
Solusi untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana yang kurang memadai yaitu dengan cara membuat suatu lembaga khusus yang independen yang bertugas mengawasi pengadaan sarana dan prasarana sekolah di seluruh Indonesia. Hal ini dilakukan demi memajukan pemerataan sarana dan prasarana sekolah untuk menciptakan pendidikan yang baik serta berkualitas di Indonesia.
Solusi lain yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan fungsi keberadaan komite sekolah yang jujur, independen, serta transparan sebagai pihak yang mengawasi kecurangan atau tindak praktik korupsi baik yang dilakukan oleh pemerintah daerah dan pihak sekolah seharusnya transparan disediakan spesifikasi sesuai dengan anggaran yang ditetapkan.
Walaupun demikian, pemerataan sarana dan prasarana di sekolah masih banyak membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Baik Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, sekolah dan komite sekolah untuk jujur dan transparan mengenai pengadaan sarana dan prasarana sekolah agar terwujud pemerataan sarana dan prasarana sekolah untuk pendidikan Indonesia yang lebih baik lagi.



BAB III
PENUTUP
Berdasarkan paparan bahasan pada Bab II, berikut ini disajikan beberapa simpulan yang linear mengenai factor penyebab, akibat, dan solusi untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana pendidikan di Indonesia.

Simpulan
Penyebab sarana dan prasarana di Indonesia kurang memadai dapat terjadi karena kurang terorganisirnya koordinasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Hal ini menyebabkan terputusnya komunikasi antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Akibat apabila sarana dan prasarana pendidikan tidak tersebar merata adalah tidak tersedianya fasilitas bagi para pelajar mengalokasikan kelebihan energinya untuk hal-hal yang negative. Misalnya tawuran antar pelajar, kelompok-kelompok kriminal yang umumnya meresahkan masyrakat. Solusi untuk mengatasi permasalahan sarana dan prasarana yang kurang memadai dengan cara membuat suatu lembaga khusus yang independen yang bertugas mengawasi pengadaan sarana dan prasarana sekolah di seluruh Indonesia.

Saran
          Untuk tercapainya tujuan pendidikan yang bermutu dan berkualitas, maka sarana dan prasarana di dunia pendidikan haruslah tersebar secara merata dan menyeluruh. Oleh karena itu, pemerintah pusat dan pemerintah daerah diharapkan untuk meningkatkan koordinasi satu sama lain, agar dalam penyampaiannya tidak ada hambatan-hambatan yang dapat dapat memperlambat proses penyampaian sarana dan prasarana pendidikan dapat tersalurkan dengan baik dan merata dan tercapainya pembelajaran yang efektif dengan sarana dan prasarana yang memadai di satuan pendidikan.



DAFTAR RUJUKAN
Barnawi dkk. 2012. Manajemen Sarana dan Prasarana Sekolah. Jogjakarta: Arruz Media.
Tim Dosen AP UPI. 2012. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Bigkuti. 2012. Permasalahan pendidikan tentang sarana dan prasarana. Online (http://nurmadianah62.blogspot.co.id/2012/12/permasalahan-pendidikan-tentang-sarana.html?m=1). Diakses pada 20 april 2017



0 komentar:

Posting Komentar