Sabtu, 04 Mei 2019

PENGEMBANGAN POTENSI SDM DI INDONESIA


PENGEMBANGAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI INDONESIA
Oleh :
Linda Kurnia Pratiwi
160131600450
Liendhapratiwie17@gmail.com
Pendahuluan :

Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam usaha mencapai kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. SDM Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar, lebih  pembangunan dari pada sebagai modal pembangunan karena belum dimanfaatkan secara optimal, karena kualitas yang masih rendah. Kualitas SDM ini tercermin dari tingkat pendidikan, tingkat produktivitas, dan tingkat kreativitas yang rendah. Untuk meningkatkan kualitas SDM Indonesia agar dapat menjadi modal pembangunan yang bernilai, dapat menjadi tenaga kerja yang andal, maka perlu dilakukan berbagai upaya sistematis, terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Usaha tersebut dapat berupa perbaikan pendidikan secara menyeluruh menyangkut pendanaan dan kesejahteraan pelaku pendidikan, latihan kerja,peningkatan penguasaan bahasa asing, penguasaan teknologi informasi, perencanaan ketenagakerjaan yang akurat, pembuatan Sistem Informasi Ketenagakerjaan, dan pemanfaatan pasar kerja
Manusia dapat diartikan sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau sebuah realitas, sebuah kelompok (genus) atau seseorang individu (Ndraha,2002:8). Sedangkan Sumber Daya Manusia (SDM) atau Human Resources adalah penduduk yang siap, mau, dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan organisasional (Ndraha,2002:7). Jumlah penduduk indonesia bertambah terus menerus menurut deret ukur, sedangkan alat untuk memenuhi kebutuhannya, yang berasal dari berbagai macam sumber daya, hanya bertambah menurut deret hitung (Ndraha,2002:1). Penduduk Indonesia yang berjumlah besar dapat menjadi modal pembangunan bila memiliki kualitas yang memadai. Hal ini mengacu  pada konsep bahwa manusia merupakan pelaku, pelaksana, dan penikmat pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang rendah, maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan kurang berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Akhir-akhir ini pembicaraan tentang sumber daya manusia semakin terdengar. Hal ini tidak lepas dari kesadaran bersama bahwa manusia tidak hanya sebagai penikmat pembangunan. Disamping itu muncul juga kesadaran bahwa pembangunan tidak hanya bisa tergantung pada sumber daya alam. Teknologi sebagai sumber daya pembangunan yang lain memang menjadi penting pula belakangan ini. Namun perkembangan dan pemanfaatan teknologi itu sendiri sangat tergantung pada manusia. Pengalaman-pengalaman negara maju seperti Jerman, Inggris, Perancis, Amerika Serikat, serta negara-negara industri baru . seperti Korea Selatan dan Taiwan  menunjukkan bahwa pertumbuhan mereka sebagian mereka besar didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas tinggi. Beberapa ahli sepakat bahwa pembangunan di Indonesia juga sudah semestinya mengandalkan sumber daya manusia. Dengan tersedianya sumber daya yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa mendatang akan bisa diatasi dengan baik. Para ahli juga sepakat bahwa kualitas sumber daya manusia yang sekarang kita miliki masih perlu ditingkatkan, agar tantangan tersebut bisa teratasi dengan baik.

Kata Kunci : Perubahan Di Era Globalisasi Dan Problematika Pengembangan Sumber Daya Manusia
Strategi pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) perlu dilakukan di era globalisasi seperti sekarang ini. Pengembangan SDM merupakan usaha yang dilakukan untuk membentuk manusia yang berkualitas dengan memiliki ketrampilan, kemampuan kerjaan loyalitas kerja kepada suatu pekerjaan ataupun organisasi. Terkadang tidak sedikit perusahaan yang menolak calon pegawai karena tidak memenuhi kualifikasi yang dimaksud. Selain itu, banyak perusahaan yang dibangun, namun SDM-nya tidak tersedia atau kurang. Dalam era globalisasi ini, persaingan akan semakin ketat. Era globalisasi seakan memberi arus teknologi dan informasi serta mobilitas sumber daya manusia dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu pengembangan SDM yang harus dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan sangat penting dalam mengembangkan SDM karena pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan pendidikan. Orang yang tingkat pendidikannya rendah, cenderung tidak memiliki kemampuan dalam bekerja. Perusahaan pun pada dasarnya menyeleksi calon karyawan dilihat dari tingkat pendidikannya. Di indonesia sendiri, angka kemiskinan yang terjadi masih sangat tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, sehingga tidak memiliki pekerjaan dan menigkatkan angka pengangguran. Oleh karena itu pemerintah mengupayakan adanya wajib belajar 9 tahun untuk membentuk SDM yang berkualitas di masa mendatang. Kemudian, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah namun memiliki ketrampilan, akan dikembangkan melalui UKM atau usaha kecil menegah yang sekarang ini banyak dilakukan desa-desa. (Menurut amstrong, 1997:507)Tujuan dari pengembangan Sumber Daya Manusia sendiri adalah untuk memastikan bahwa organisasi mempunyai orang-orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan.
SDM berkualitas tinggi adalah SDM yang mampu menciptakan bukan saja nilai komparatif, tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan imagination; tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan mentah. Dimensi sumber daya manusia meliputi jumlah, komposisi, karakteristik (kualitas), dan persebaran penduduk (Effendi, 1991). Dimensi tersebut saling terkait satu dengan yang lainnya. Selain keterkaitan antara kuantitas dan kualitas yang telah disinggung sebelumnya, komposisi dan persebaran juga sangat penting. Bila rasio ketergantungan tinggi, artinya banyak penduduk usia tidak produktif, pengembangan sumber daya manusia juga akan mengalami banyak kesulitan. Demikian pula bila sumber daya manusia yang berkualitas terkonsentrasi di wilayah tertentu. Ada beberapa pendekatan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Satu diantaranya adalah pendekatan mutu modal manusia (human capital). Dalam pendekatan human capital, manusia menempati peranan yang amat penting selain modal (uang), sumber alam, dan teknologi dalam proses produksi. Untuk mengembangkan sumber daya manusia, perlu juga diingat bahwa ada beberapa hambatan yang tentu akan dihadapi. Secara garis besar hambatan itu ada dua, hambatan dari dalam dan hambatan dari luar.
Perubahan secara besar besaran pada era global ini, pembangunan manusia dihadapkan pada permasalahan yang pelik dan dilematis. Di satu sisi kita berupaya melakukan industrialisasi dengan mengaplikasikan berbagai teknologi mutakhir, padahal telah nyata diketahui bahwa konsekuensi penerapan mesin dan berbagai teknologi lainnya akan semakin mengurangi kesempatan kerja manusia . Sementara itu di sisi lain kita dihadapkan pada masalah kependudukan (jumlah penduduk yang besar) yang belum termanfatkan secara efektif, sehingga keberadaan penduduk ini berada pada titik kritis sebagai beban pembangunan. Masalah penduduk Indonesia pada saat ini, semestinya bukan pada bagaimana menciptakan penduduk dari beban menjadi modal pembangunan, tetapi bagaimana menciptakan manusia yang sama menjadi modal yang lebih berkualitas.
Tampaknya krisis ekonomi yang mendera bangsa Indonesia menjelang runtuhnya rezim orde baru hingga kini telah menyeret mundur kualitas penduduk Indonesia (Haris dan Adika, 2002).
Realitas yang tejadi saat ini bahwa pendidikan nasional sedang dilanda krisis yang dikarenakan rendahnya kualitas luaran atau output pendidikan itu sendiri. Sempitnya ruang gerak lulusan serta masih banyaknya praktek-praktek kegiatan dari pihak penguasa yang masih belum dapat memegang arti sebuah pendidikan itu sendiri. Maka dari itulah perlunya pembenahan secara fundamental terlebih dahulu dengan membuat, memahami dan meresapi damai dan sejahtera.
Dalam Sistem Pendidikan Nasional UU No.2/1989, Pendidikan Nasional adalah usaha sadar yang memungkinkan Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan mengembangkan dirinya secara terus-menerus dari satu generasi ke generasi berikutnya. Pada GBHN 1999— 2004 Dapat diketahui bahwa visi pembangunan pendidikan nasional ialah “(1) khususnya dalam bidang pendidikan dinyatakan bahwa pendidikan bermakna diperlukan bagi pengembangan pribadi dan watak bagi hidup kebersamaan dan toleransi, (2) kita memerlukan membangun suatu masyarakat yang demokratis, damai, berkeadilan dan berdaya saing” ( Tilaar, H.A.R, 2002: 67). Diketahui bahwa misi pendidikan nasional ialah “menciptakan suatu sistem dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu, dalam rangka mengembangkan kualitas sumber daya manusia” ( Tilaar, H.A.R, 2002: 67). Visi dan misi yang telah dijadikan patokan tersebut dapat terlihat bahwa unsur pembangunan nasional dipusatkan pada pengembangan sumber daya manusianya karena sumber daya manusia inilah yang nantinya dapat menjadi poros pergerakan bangsa Indonesia. Pada dasarnya suatu pendidikan dikatakan berhasil apabila sudah sesuai dengan landasan atau dasar pembentukan tujuan pendidikan yang telah diatur oleh suatu negara. Negara Indonesia memiliki  landasan pendidikan yaitu : (1) landasan filosofi pendidikan, (2) landasan sosiologis pendidikan, (3) landasan kultural pendidikan, (4) landasan psikologis pendidikan, (5) landasan ilmiah dan teknologi. Landasan inilah yang yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pendidikan di Indonesia, namun pada realitas yang ada saat ini bahwa sebagian masyarakat Indonesia masih berpendidikan rendah dan hal inilah yang yang membuat dampak negatif terlambatnya pergerakan maju negara indonesia mengingat pendidikan merupakan unsur fundamental dalam hal pemajuan suatu negara. Artinya, jika mutu pendidikan ingin mencapai tingkat pencapaian terbaik maka sumber daya manusia pun harus ditingkatkan. Tentu saja meningkatkan mutu sumber daya manusia harus melalui proses pendidikan pula, bukan secara tiba-tiba.
Kualitas sumber daya manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang dimana dua faktor ini saling terkait dalam hal peningkatan kapasitas diri manusia. Faktor internal terkait dengan motivasi atau niat belajar manusia, kemudian faktor eksternalnya yaitu terkait dengan sumber belajar, lingkungan, sosial, ataupun budaya. Jika hal ini dapat berjalan dengan selaras dan tetap mengikuti asas dan landasan pendidikan yang ada maka prosentase pencapaian tujuan pendidikan di indonesia akan tergolong tinggi. Tercapainya tujuan pendidikan nasional akan berbanding lurus dengan kemajuan bangsa. Seperti yang disebutkan sebelumnya bahwa pendidikan merupakan faktor fundamentaldalam ranah kemajuan suatu bangsa. Perlunya penggerakan nyata serta sesuai keadaan saat ini akanmemunculkan alternatif pencapaian kehidupan masyarakat yang sejahtera dan damai. Keterkaitan yang tergambar tersebut semestinya dapat berjalan beriringan untuk merangkul cita-cita berkehidupan berbangsa dan bernegara, namun tidak semudah itu menggapai hal tersebut. Banyak fakto-faktor yang menghambat penggapaian cita-cita tersebut yang muncul dari sektor pemerintahan sampai masyarakat bawah (penerima kebijakan serta keputusan pemerintah). Dalam prakteknya sering terjadi cacat komunikasi antara keputusan pemerintah dengan keinginan masyarakat, hal dasar seperti inilah akar dari munculnya problematika dalam lingkup pembanguanan nasional. Perlunya sinkronisasi agar membentuk kepaduan antara pembuat kebijakan serta penerima kebijakan atau keputusan tersebut. Setelah sektor sumber daya manusianya tlah baik maka unsur-unsur kehidupan yang lain akan ikut maju, dan kemudian akan terlihat juga pada kemajuan negara indonesia, dan disanalah roh keterkaitan sumber daya manusia dengan pendidikan tersebut.
Problematika pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan di indonesia. Dunia pendidikan di indonesia saat ini masih tergolong belum maju dan istilah berkembang masih sangat akrab dengan wajah pendidikan saat ini. Banyak sekali problematika yang mneghambat laju pendidikan di indonesia mulai dari pemerataan pendidikan sampai rendahnya moral.
Bila dapat digambarkan secara rinci problematika pendidikan di indonesia antara lain ; (1) rendahnya pemerataan kesempatan kerja serta banyaknya peserta didik yang tidak melanjutukan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena beberapa faktor, (2) rendahnya mutu akademik yang meliputi penguasaan keilmuan, teknologi dan bahasa, (3) rendahnya efisiensi waktu atau lama proses belajar, (4) rendahnya efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan, yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih didominasi oleh pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi (padat modal dan padat teknologi), (5) rendahnya akhlak dan moral peseta didik yang cenderung dari masa ke masa menurun, (6) kesenjangan prioritas antara pendidik yang berstatus pegawai negeri dengan pendidik berstatus swasta atau honorer, (7) kurangnya pemberian sikap demokratis pada peserta didik serta kurangnya nilai partisipasi pada proses pembelajaran. Secara keseluruhan permasalahan tersebut terjadi dalam sistem pendidikan formal yang selama ini pendidikan formal tersebut menjadi poros utama pendidikan di indonesia. Pada dasarnya alternalif-alternatif model pendidikan seperti pendidikan non formal atau iinformal. Sayangnya kedua garis besar alternatif pendidikan tersebut belum banyak tersentuh serta pengayoman terhadap produk-produk alternatif pendidikaan tersebut belum dapat ternaungi dengan baik oleh pemerintah. Bilamana saat ini kita dapat bercermin ke realita kehidupan masyarakat indonesia maka tidak mungkin masyarakat indonesia mampu masuk atau berproses di pendidikan formal yang kandidatnya pada masa saat ini membutuhkan biaya yang tidak sedikit untuk berproses didalamnya. Pada saat ini ada dua garis besar masalah pokok setelah diatas dijabarkan beberapa poin masalah diatas yaitu bagaimana seluruh komponen masyarakat dapat berproses ke ruang pendidikan dan yang kedua yaitu bagaimana pendidikan yang dilalui dapat membekali peserta didik dalam terjun ke kehidupan kekinian. Penyesuaian pendidikan terhadap perkembangan zaman atau kebutuhan diharapkan dapat mampu mencetak masyarakat yang tangguh dan kuat pada ranah persaingan bebas pada saat ini. Solusi untuk Problematika Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam Pendidikan yaitu setelah dijabarkan poin- poin problematika maka perlunya solusi konkrit yang nantinya diharapkan mampu mengatasi segala masalah yang muncul terkait pengembangan sumber daya manusia bidang pendidikan.
Solusi yang dapat ditawarkan terkait masalah tersebut adalah:
1.    pemberian ruang selebar- lebarnya pada masyarakat untuk ikut serta dalam ruang pendidikan.
2.    meminimalisir tahap- tahap atau syarat yang sekiranya dapat menghalangi masyarakat untuk ikut serta berproses dalam ranah pendidikan.
3.    Selanjutnya yaitu peningkatan mutu akademik pokok yang sesuai dengan keadaan saat ini, serta pengefisiensian jangka waktu belajar peserta didik. Efisiensi dalam hal ini bermakna bahwa peserta didik diupayakan untuk sesegera mungkin dapat menguasi keilmuan yang mereka dalami.
4.    Selanjutnya ialah peningkatan moral peserta didik dan pendidik yang realita saat ini banyak kasus yang merujuk pada tindakan pelanggaran nilai kehidupan masyarakat yang menyebabkan juga runtuhnya budaya luhur Bangsa Indonesia. Penguatan pada moral inilah yang nantinya dapat menjadi poros pergerakan aspek pendidikan untuk kemaslahatan masyarakat Indonesia dan negara Indonesia.
5.    Solusi yang ditawarkan selanjutnya ialah meminimalisir garis pemisah antara pendidik yang bertatus pegawai negeri sipil dengan pendidik yang berstatus swasta atau honorer. Faktor keadilanlah yang harus diperbaiki secara menyeluruh agar kesenjangan antara status pendidik ini tidak melebar seperti saat ini. Penawaran solusi yang berikutnya ialah pemberian ruang pada peserta didik untuk bersuara pada forum pembelajaran, dengan tujuan agar berbagai macam gagasan dari peserta didik dapat melengkapi poin- poin yang sedang dikaji. Hal ini juga dapat menjadi faktor pendorong berhasilnya tujuan pendidikan yang telah dirancang secara terstruktur.
Bidang pendidikan non formal yang saat ini menjadi sektor alternatif menawarkan solusi nyata yang beracuan pada kebutuhan masyarakat Indonesia yang juga terkait dengan realitas sosial masyarakat Indonesia. Dapat kita ketahui bahwa keadaan masyarakat Indonesia dewasa ini masih bergerak di tahapan rendah sampai menengah. Maka dari itu dengan mayoritas masyarakat yang demikian, sebaiknya dilakukan suatu proses belajar yang memang sudah sesuai dengan masalah yang sedang dihadapi atau dengan kata lain pendidikan berbasis kebutuhan hidup. Pendidikan non formal menawarkan progam- progam aktual yang juga didesai sesuai kebutuhan masyarakat seperti progam keaksaraan, progam kesetaraan dan homeschoolling, progam pelatihan dan kursus, progam PAUD, progam kecakapan hidup, progam perberdayaan masyarakat, progam pengentasan anak jalanan. Asumsi dari pembentukan atau perencanaan progam- progam tersebut adalah untuk mengatasi masalah- masalah yang terjadi pada masyarakat secara bertahap dan tertuju. Kelebihan dari progam pendidikan non formal ini yaitu keluesan dalam hal proses pembelajaran maupun kurikulum pembelajarannya yang disini berorientasi pada kebutuhan masyarakat.

Penutup :
Dari keseluruhan solusi yang ditawarkan tersebut diharapkan mampu meningkatkan kapasitas diri masyarakat dan menghilangkan halangan- halangan untuk belajar bagi masyarakat. Pada hakikatnya masyarakat berhak untuk belajar dimana saja dan kapan saja tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Pendidikan haruslah menjadi poros berkehidupan, karena dengan pendidikanlah masyarakat tersebut dapat hidup selaras dan lebih bernilai. Sumber daya manusia yang baik yaitu manusia yang mempunyai isi dalam hidupnya, dan isi inilah yang sampai saat ini menjadi masalah tersendiri bagi kemajuan bangsa ini. Sehingga dengan munculnya gagasan solusi tersebut selain dapat memberikan jalan keluar dari masalah pendidikan dapat juga menjadi media pengembangan diri sumber daya manusia secara baik.

Daftar rujukan :
Amstrong, Michael.1994.Seri Pedoman Manajemen, Manajemen Sumber Daya Alam.Jakarta:Gramedia.

Haris, Abdul dan Nyoman Adhika. 2002. Gelombang Miograsi dan Konflik Kepentingan
Regional (Dari Perbudakan ke Perdagangan Manusia).Yogyakarta: Penerbit LESFI.

Ndraha, Talizihudu.2002.Pengantar Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

Tilaar, H.A.R.2002.Membenahi Pendidikan Nasional. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Tim Dosen AP Universitas Pendidikan Indonesia.2012.Manajemen Pendidikan.Bandung:Alfabeta.


0 komentar:

Posting Komentar