PENGEMBANGAN POTENSI SUMBER DAYA MANUSIA DI
INDONESIA
Oleh
:
Linda
Kurnia Pratiwi
160131600450
Liendhapratiwie17@gmail.com
Pendahuluan
:
Sumber daya manusia (SDM) merupakan faktor penting dalam usaha mencapai
kemajuan dan kesejahteraan suatu bangsa. SDM Indonesia dengan jumlah penduduk
yang besar, lebih pembangunan dari pada
sebagai modal pembangunan karena belum dimanfaatkan secara optimal, karena
kualitas yang masih rendah. Kualitas SDM ini tercermin dari tingkat pendidikan,
tingkat produktivitas, dan tingkat kreativitas yang rendah. Untuk meningkatkan
kualitas SDM Indonesia agar dapat menjadi modal pembangunan yang bernilai,
dapat menjadi tenaga kerja yang andal, maka perlu dilakukan berbagai upaya
sistematis, terencana, terpadu, dan berkesinambungan. Usaha tersebut dapat
berupa perbaikan pendidikan secara menyeluruh menyangkut pendanaan dan
kesejahteraan pelaku pendidikan, latihan kerja,peningkatan penguasaan bahasa
asing, penguasaan teknologi informasi, perencanaan ketenagakerjaan yang akurat,
pembuatan Sistem Informasi Ketenagakerjaan, dan pemanfaatan pasar kerja
Manusia dapat diartikan
sebagai sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau sebuah realitas,
sebuah kelompok (genus) atau seseorang individu (Ndraha,2002:8).
Sedangkan Sumber Daya Manusia (SDM) atau Human Resources adalah penduduk yang
siap, mau, dan mampu memberi sumbangan terhadap usaha pencapaian tujuan
organisasional (Ndraha,2002:7). Jumlah penduduk indonesia bertambah terus
menerus menurut deret ukur, sedangkan alat untuk memenuhi kebutuhannya, yang
berasal dari berbagai macam sumber daya, hanya bertambah menurut deret hitung
(Ndraha,2002:1). Penduduk Indonesia yang berjumlah besar dapat menjadi modal pembangunan
bila memiliki kualitas yang memadai. Hal ini mengacu pada konsep bahwa manusia merupakan pelaku,
pelaksana, dan penikmat pembangunan. Artinya, dengan kualitas penduduk yang
rendah, maka manusia akan lebih banyak berperan sebagai penikmat dan kurang
berperan sebagai pelaku dan pelaksana pembangunan. Akhir-akhir ini pembicaraan
tentang sumber daya manusia semakin terdengar. Hal ini tidak lepas dari
kesadaran bersama bahwa manusia tidak hanya sebagai penikmat pembangunan.
Disamping itu muncul juga kesadaran bahwa pembangunan tidak hanya bisa
tergantung pada sumber daya alam. Teknologi sebagai sumber daya pembangunan
yang lain memang menjadi penting pula belakangan ini. Namun perkembangan dan
pemanfaatan teknologi itu sendiri sangat tergantung pada manusia.
Pengalaman-pengalaman negara maju seperti Jerman, Inggris, Perancis, Amerika
Serikat, serta negara-negara industri baru . seperti Korea Selatan dan
Taiwan menunjukkan bahwa pertumbuhan
mereka sebagian mereka besar didukung oleh sumber daya manusia yang berkualitas
tinggi. Beberapa ahli sepakat bahwa pembangunan di Indonesia juga sudah
semestinya mengandalkan sumber daya manusia. Dengan tersedianya sumber daya
yang memadai dalam arti kuantitas dan kualitas, maka tantangan di masa
mendatang akan bisa diatasi dengan baik. Para ahli juga sepakat bahwa kualitas
sumber daya manusia yang sekarang kita miliki masih perlu ditingkatkan, agar
tantangan tersebut bisa teratasi dengan baik.
Kata Kunci : Perubahan Di Era Globalisasi
Dan Problematika Pengembangan Sumber Daya Manusia
Strategi
pengembangan SDM (Sumber Daya Manusia) perlu dilakukan di era globalisasi
seperti sekarang ini. Pengembangan SDM merupakan usaha yang dilakukan untuk
membentuk manusia yang berkualitas dengan memiliki ketrampilan, kemampuan kerjaan
loyalitas kerja kepada suatu pekerjaan ataupun organisasi. Terkadang tidak sedikit
perusahaan yang menolak calon pegawai karena tidak memenuhi kualifikasi yang
dimaksud. Selain itu, banyak perusahaan yang dibangun, namun SDM-nya tidak
tersedia atau kurang. Dalam era globalisasi ini, persaingan akan semakin ketat.
Era globalisasi seakan memberi arus teknologi dan informasi serta mobilitas
sumber daya manusia dari satu tempat ke tempat lain. Salah satu pengembangan
SDM yang harus dilakukan adalah melalui pendidikan. Pendidikan sangat penting
dalam mengembangkan SDM karena pengetahuan akan diperoleh salah satunya dengan
pendidikan. Orang yang tingkat pendidikannya rendah, cenderung tidak memiliki
kemampuan dalam bekerja. Perusahaan pun pada dasarnya menyeleksi calon karyawan
dilihat dari tingkat pendidikannya. Di indonesia sendiri, angka kemiskinan yang
terjadi masih sangat tinggi. Salah satu faktor yang menyebabkan adalah
rendahnya tingkat pendidikan masyarakat, sehingga tidak memiliki pekerjaan dan
menigkatkan angka pengangguran. Oleh karena itu pemerintah mengupayakan adanya
wajib belajar 9 tahun untuk membentuk SDM yang berkualitas di masa mendatang.
Kemudian, masyarakat dengan tingkat pendidikan rendah namun memiliki
ketrampilan, akan dikembangkan melalui UKM atau usaha kecil menegah yang
sekarang ini banyak dilakukan desa-desa. (Menurut amstrong, 1997:507)Tujuan
dari pengembangan Sumber Daya Manusia sendiri adalah untuk memastikan bahwa
organisasi mempunyai orang-orang yang berkualitas untuk mencapai tujuan
organisasi untuk meningkatkan kinerja dan pertumbuhan.
SDM
berkualitas tinggi adalah SDM yang mampu menciptakan bukan saja nilai
komparatif, tetapi juga nilai kompetitif-generatif-inovatif dengan menggunakan
energi tertinggi seperti intelligence, creativity, dan
imagination; tidak lagi semata-mata menggunakan energi kasar seperti bahan
mentah. Dimensi sumber daya manusia meliputi jumlah, komposisi, karakteristik (kualitas),
dan persebaran penduduk (Effendi, 1991). Dimensi tersebut saling terkait satu
dengan yang lainnya. Selain keterkaitan antara kuantitas dan kualitas yang
telah disinggung sebelumnya, komposisi dan persebaran juga sangat penting. Bila
rasio ketergantungan tinggi, artinya banyak penduduk usia tidak produktif,
pengembangan sumber daya manusia juga akan mengalami banyak kesulitan. Demikian
pula bila sumber daya manusia yang berkualitas terkonsentrasi di wilayah
tertentu. Ada beberapa pendekatan untuk mengembangkan sumber daya manusia. Satu
diantaranya adalah pendekatan mutu modal manusia (human capital). Dalam pendekatan
human capital, manusia menempati peranan yang amat penting selain modal
(uang), sumber alam, dan teknologi dalam proses produksi. Untuk mengembangkan
sumber daya manusia, perlu juga diingat bahwa ada beberapa hambatan yang tentu
akan dihadapi. Secara garis besar hambatan itu ada dua, hambatan dari dalam dan
hambatan dari luar.
Perubahan
secara besar besaran pada era global ini, pembangunan manusia dihadapkan pada
permasalahan yang pelik dan dilematis. Di satu sisi kita berupaya melakukan industrialisasi
dengan mengaplikasikan berbagai teknologi mutakhir, padahal telah nyata
diketahui bahwa konsekuensi penerapan mesin dan berbagai teknologi lainnya akan
semakin mengurangi kesempatan kerja manusia . Sementara itu di sisi lain kita
dihadapkan pada masalah kependudukan (jumlah penduduk yang besar) yang belum termanfatkan
secara efektif, sehingga keberadaan penduduk ini berada pada titik kritis
sebagai beban pembangunan. Masalah penduduk Indonesia pada saat ini, semestinya
bukan pada bagaimana menciptakan penduduk dari beban menjadi modal pembangunan,
tetapi bagaimana menciptakan manusia yang sama menjadi modal yang lebih
berkualitas.
Tampaknya krisis ekonomi yang
mendera bangsa Indonesia menjelang runtuhnya rezim orde baru hingga kini telah menyeret
mundur kualitas penduduk Indonesia (Haris dan Adika, 2002).
Realitas
yang tejadi saat ini bahwa pendidikan nasional sedang dilanda krisis yang
dikarenakan rendahnya kualitas luaran atau output pendidikan itu
sendiri. Sempitnya ruang gerak lulusan serta masih banyaknya praktek-praktek
kegiatan dari pihak penguasa yang masih belum dapat memegang arti sebuah
pendidikan itu sendiri. Maka dari itulah perlunya pembenahan secara fundamental
terlebih dahulu dengan membuat, memahami dan meresapi damai dan sejahtera.
Dalam
Sistem Pendidikan Nasional UU No.2/1989, Pendidikan Nasional adalah usaha sadar
yang memungkinkan Indonesia mempertahankan kelangsungan hidupnya dan
mengembangkan dirinya secara terus-menerus dari satu generasi ke generasi
berikutnya. Pada GBHN 1999— 2004 Dapat diketahui bahwa visi pembangunan
pendidikan nasional ialah “(1) khususnya dalam bidang pendidikan dinyatakan
bahwa pendidikan bermakna diperlukan bagi pengembangan pribadi dan watak bagi
hidup kebersamaan dan toleransi, (2) kita memerlukan membangun suatu masyarakat
yang demokratis, damai, berkeadilan dan berdaya saing” ( Tilaar, H.A.R, 2002:
67). Diketahui bahwa misi pendidikan nasional ialah “menciptakan suatu sistem
dan iklim pendidikan nasional yang demokratis dan bermutu, dalam rangka
mengembangkan kualitas sumber daya manusia” ( Tilaar, H.A.R, 2002: 67). Visi
dan misi yang telah dijadikan patokan tersebut dapat terlihat bahwa unsur
pembangunan nasional dipusatkan pada pengembangan sumber daya manusianya karena
sumber daya manusia inilah yang nantinya dapat menjadi poros pergerakan bangsa
Indonesia. Pada dasarnya suatu pendidikan dikatakan berhasil apabila sudah
sesuai dengan landasan atau dasar pembentukan tujuan pendidikan yang telah
diatur oleh suatu negara. Negara Indonesia memiliki landasan pendidikan yaitu : (1) landasan
filosofi pendidikan, (2) landasan sosiologis pendidikan, (3) landasan kultural
pendidikan, (4) landasan psikologis pendidikan, (5) landasan ilmiah dan
teknologi. Landasan inilah yang yang menjadi acuan dalam pelaksanaan pendidikan
di Indonesia, namun pada realitas yang ada saat ini bahwa sebagian masyarakat
Indonesia masih berpendidikan rendah dan hal inilah yang yang membuat dampak
negatif terlambatnya pergerakan maju negara indonesia mengingat pendidikan
merupakan unsur fundamental dalam hal pemajuan suatu negara. Artinya, jika mutu
pendidikan ingin mencapai tingkat pencapaian terbaik maka sumber daya manusia
pun harus ditingkatkan. Tentu saja meningkatkan mutu sumber daya manusia harus
melalui proses pendidikan pula, bukan secara tiba-tiba.
Kualitas
sumber daya manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang dimana
dua faktor ini saling terkait dalam hal peningkatan kapasitas diri manusia.
Faktor internal terkait dengan motivasi atau niat belajar manusia, kemudian
faktor eksternalnya yaitu terkait dengan sumber belajar, lingkungan, sosial,
ataupun budaya. Jika hal ini dapat berjalan dengan selaras dan tetap mengikuti
asas dan landasan pendidikan yang ada maka prosentase pencapaian tujuan
pendidikan di indonesia akan tergolong tinggi. Tercapainya tujuan pendidikan
nasional akan berbanding lurus dengan kemajuan bangsa. Seperti yang disebutkan
sebelumnya bahwa pendidikan merupakan faktor fundamentaldalam ranah kemajuan
suatu bangsa. Perlunya penggerakan nyata serta sesuai keadaan saat ini akanmemunculkan
alternatif pencapaian kehidupan masyarakat yang sejahtera dan damai.
Keterkaitan yang tergambar tersebut semestinya dapat berjalan beriringan untuk
merangkul cita-cita berkehidupan berbangsa dan bernegara, namun tidak semudah
itu menggapai hal tersebut. Banyak fakto-faktor yang menghambat penggapaian
cita-cita tersebut yang muncul dari sektor pemerintahan sampai masyarakat bawah
(penerima kebijakan serta keputusan pemerintah). Dalam prakteknya sering
terjadi cacat komunikasi antara keputusan pemerintah dengan keinginan masyarakat,
hal dasar seperti inilah akar dari munculnya problematika dalam lingkup
pembanguanan nasional. Perlunya sinkronisasi agar membentuk kepaduan antara
pembuat kebijakan serta penerima kebijakan atau keputusan tersebut. Setelah
sektor sumber daya manusianya tlah baik maka unsur-unsur kehidupan yang lain
akan ikut maju, dan kemudian akan terlihat juga pada kemajuan negara indonesia,
dan disanalah roh keterkaitan sumber daya manusia dengan pendidikan tersebut.
Problematika
pengembangan sumber daya manusia dalam pendidikan di indonesia. Dunia
pendidikan di indonesia saat ini masih tergolong belum maju dan istilah
berkembang masih sangat akrab dengan wajah pendidikan saat ini. Banyak sekali problematika
yang mneghambat laju pendidikan di indonesia mulai dari pemerataan pendidikan
sampai rendahnya moral.
Bila dapat
digambarkan secara rinci problematika pendidikan di indonesia antara lain ; (1)
rendahnya pemerataan kesempatan kerja serta banyaknya peserta didik yang tidak
melanjutukan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi karena beberapa faktor,
(2) rendahnya mutu akademik yang meliputi penguasaan keilmuan, teknologi dan
bahasa, (3) rendahnya efisiensi waktu atau lama proses belajar, (4) rendahnya
efisiensi eksternal sistem pendidikan yang disebut dengan relevansi pendidikan,
yang menyebabkan terjadinya pengangguran tenaga terdidik yang cenderung terus
meningkat. Secara empiris kecenderungan meningkatnya pengangguran tenaga
terdidik disebabkan oleh perkembangan dunia usaha yang masih didominasi oleh
pengusaha besar yang jumlahnya terbatas dan sangat mengutamakan efisiensi
(padat modal dan padat teknologi), (5) rendahnya akhlak dan moral peseta didik
yang cenderung dari masa ke masa menurun, (6) kesenjangan prioritas antara
pendidik yang berstatus pegawai negeri dengan pendidik berstatus swasta atau
honorer, (7) kurangnya pemberian sikap demokratis pada peserta didik serta
kurangnya nilai partisipasi pada proses pembelajaran. Secara keseluruhan
permasalahan tersebut terjadi dalam sistem pendidikan formal yang selama ini
pendidikan formal tersebut menjadi poros utama pendidikan di indonesia. Pada
dasarnya alternalif-alternatif model pendidikan seperti pendidikan non formal
atau iinformal. Sayangnya kedua garis besar alternatif pendidikan tersebut
belum banyak tersentuh serta pengayoman terhadap produk-produk alternatif
pendidikaan tersebut belum dapat ternaungi dengan baik oleh pemerintah.
Bilamana saat ini kita dapat bercermin ke realita kehidupan masyarakat
indonesia maka tidak mungkin masyarakat indonesia mampu masuk atau berproses di
pendidikan formal yang kandidatnya pada masa saat ini membutuhkan biaya yang tidak
sedikit untuk berproses didalamnya. Pada saat ini ada dua garis besar masalah
pokok setelah diatas dijabarkan beberapa poin masalah diatas yaitu bagaimana
seluruh komponen masyarakat dapat berproses ke ruang pendidikan dan yang kedua
yaitu bagaimana pendidikan yang dilalui dapat membekali peserta didik dalam
terjun ke kehidupan kekinian. Penyesuaian pendidikan terhadap perkembangan
zaman atau kebutuhan diharapkan dapat mampu mencetak masyarakat yang tangguh
dan kuat pada ranah persaingan bebas pada saat ini. Solusi untuk
Problematika Pengembangan Sumberdaya Manusia dalam Pendidikan
yaitu setelah dijabarkan poin- poin problematika maka perlunya solusi konkrit
yang nantinya diharapkan mampu mengatasi segala masalah yang muncul terkait
pengembangan sumber daya manusia bidang pendidikan.
Solusi yang
dapat ditawarkan terkait masalah tersebut adalah:
1.
pemberian ruang selebar- lebarnya pada
masyarakat untuk ikut serta dalam ruang pendidikan.
2.
meminimalisir tahap- tahap atau syarat yang
sekiranya dapat menghalangi masyarakat untuk ikut serta berproses dalam ranah
pendidikan.
3.
Selanjutnya yaitu peningkatan mutu akademik
pokok yang sesuai dengan keadaan saat ini, serta pengefisiensian jangka waktu
belajar peserta didik. Efisiensi dalam hal ini bermakna bahwa peserta didik
diupayakan untuk sesegera mungkin dapat menguasi keilmuan yang mereka dalami.
4.
Selanjutnya ialah peningkatan moral peserta
didik dan pendidik yang realita saat ini banyak kasus yang merujuk pada
tindakan pelanggaran nilai kehidupan masyarakat yang menyebabkan juga runtuhnya
budaya luhur Bangsa Indonesia. Penguatan pada moral inilah yang nantinya dapat
menjadi poros pergerakan aspek pendidikan untuk kemaslahatan masyarakat
Indonesia dan negara Indonesia.
5.
Solusi yang ditawarkan selanjutnya ialah
meminimalisir garis pemisah antara pendidik yang bertatus pegawai negeri sipil
dengan pendidik yang berstatus swasta atau honorer. Faktor keadilanlah yang
harus diperbaiki secara menyeluruh agar kesenjangan antara status pendidik ini
tidak melebar seperti saat ini. Penawaran solusi yang berikutnya ialah
pemberian ruang pada peserta didik untuk bersuara pada forum pembelajaran,
dengan tujuan agar berbagai macam gagasan dari peserta didik dapat melengkapi
poin- poin yang sedang dikaji. Hal ini juga dapat menjadi faktor pendorong
berhasilnya tujuan pendidikan yang telah dirancang secara terstruktur.
Bidang
pendidikan non formal yang saat ini menjadi sektor alternatif menawarkan solusi
nyata yang beracuan pada kebutuhan masyarakat Indonesia yang juga terkait
dengan realitas sosial masyarakat Indonesia. Dapat kita ketahui bahwa keadaan
masyarakat Indonesia dewasa ini masih bergerak di tahapan rendah sampai
menengah. Maka dari itu dengan mayoritas masyarakat yang demikian, sebaiknya
dilakukan suatu proses belajar yang memang sudah sesuai dengan masalah yang
sedang dihadapi atau dengan kata lain pendidikan berbasis kebutuhan hidup.
Pendidikan non formal menawarkan progam- progam aktual yang juga didesai sesuai
kebutuhan masyarakat seperti progam keaksaraan, progam kesetaraan dan homeschoolling, progam
pelatihan dan kursus, progam PAUD, progam kecakapan hidup, progam perberdayaan
masyarakat, progam pengentasan anak jalanan. Asumsi dari pembentukan atau
perencanaan progam- progam tersebut adalah untuk mengatasi masalah- masalah
yang terjadi pada masyarakat secara bertahap dan tertuju. Kelebihan dari progam
pendidikan non formal ini yaitu keluesan dalam hal proses pembelajaran maupun
kurikulum pembelajarannya yang disini berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Penutup :
Dari
keseluruhan solusi yang ditawarkan tersebut diharapkan mampu meningkatkan
kapasitas diri masyarakat dan menghilangkan halangan- halangan untuk belajar
bagi masyarakat. Pada hakikatnya masyarakat berhak untuk belajar dimana saja
dan kapan saja tidak terhalang oleh ruang dan waktu. Pendidikan haruslah
menjadi poros berkehidupan, karena dengan pendidikanlah masyarakat tersebut
dapat hidup selaras dan lebih bernilai. Sumber daya manusia yang baik yaitu
manusia yang mempunyai isi dalam hidupnya, dan isi inilah yang sampai saat ini
menjadi masalah tersendiri bagi kemajuan bangsa ini. Sehingga dengan munculnya
gagasan solusi tersebut selain dapat memberikan jalan keluar dari masalah
pendidikan dapat juga menjadi media pengembangan diri sumber daya manusia
secara baik.
Daftar rujukan :
Amstrong, Michael.1994.Seri Pedoman Manajemen, Manajemen Sumber Daya Alam.Jakarta:Gramedia.
Haris, Abdul dan Nyoman Adhika.
2002. Gelombang Miograsi dan Konflik Kepentingan
Regional
(Dari Perbudakan ke Perdagangan Manusia).Yogyakarta: Penerbit LESFI.
Ndraha, Talizihudu.2002.Pengantar
Teori Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT
Rineka
Cipta.
Tilaar, H.A.R.2002.Membenahi Pendidikan Nasional.
Jakarta: PT Rineka Cipta.
Tim Dosen AP Universitas Pendidikan Indonesia.2012.Manajemen Pendidikan.Bandung:Alfabeta.






0 komentar:
Posting Komentar